Minggu, 18 November 2012

Andai Saya Ketua KPK




1) Paska reformasi, praktik korupsi berlangsung sistemis. Bentuknya bisa berupa permainan anggaran yang melibatkan menteri & staf, anggota DPR, perusahaan rekanan, dan panitia lelang. Beragam modus mereka lakukan mulai dari mark up, hingga usulan pinjaman luar negeri yang tak jelas tujuannya. Contohnya kasus Hambalang yang merugikan negara sekitar Rp 243,6 miliar. Saya akan mendorong PPATK menelusuri aliran dana proyek pemerintah lainnya, guna menemukan ‘Hambalang-Hambalang’ baru. Sementara BPK saya pinta untuk mengaudit nilai proyek, bila ada indikasi mark up, maka KPK akan melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tipikor.   

2) Dahlan Iskan pernah mengungkapkan bahwa 98 dari 140 BUMN terjebak dalam korupsi sistemis. Saya akan mendorong BPK untuk mengaudit laporan keuangan seluruh BUMN. Bila terindikasi penyelewengan laba BUMN, maka KPK berwenang melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tipikor.     

3) Untuk pembentukan mental anti korupsi, saya berkoordinasi dengan instansi terkait dalam pengadaan Kantin Kejujuran (KJ) di kantor-kantor pemerintah. Kelak kantin ini menyediakan kebutuhan pegawai, seperti makanan, minuman, ATK, dan mesin fotokopi. Ide ini tercetus dari pengalaman magang di sebuah kantor pemerintah, yang mana pegawainya malas fotokopi sendiri, mesti menyuruh OB atau pemagang. Oleh karena itu, KJ bertujuan mendorong kemandirian, mengajak berbuat jujur, serta menumbuhkan kesadaran hukum, diharapkan mengubah pegawai korup menjadi pegawai ‘bersih’ dan amanah. Betapa tidak, menurut data Kemendagri lebih dari 150 PNS divonis korupsi. Padahal ketika diangkat menjadi PNS, mereka mengucap sumpah dan janji kepegawaian, yakni bekerja dengan jujur dan mengutamakan kepentingan negara.


                                             sumber logo KPK :  blog.alzafiles.com

Words : 1498 karakter (tanpa spasi, belum termasuk judul tulisan)


NB :
- Tulisan ini diikutkan dalam ajang Lomba Blog KPK
- Link tulisan ini pada blog KPK http://lombablogkpk.tempo.co/index/tanggal/1022/Vita%20Sophia%20Dini.html

Rabu, 07 November 2012

Keberkahan yang Luar Biasa dari Memuliakan Anak Yatim


"Aku dan pemelihara anak yatim di surga seperti ini (dan beliau memberi isyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya, lalu membukanya.” (HR. Bukhari, Turmudzi, Abu Daud)

Menyantuni anak yatim mulai aku lakukan sejak 3-4 tahun lalu. Waktu itu aku rutin menyumbangkan sebagian rezeki ke sebuah yayasan yang dikelola oleh seorang ustadz kenamaan. Tak ada alasan khusus aku melakukan itu, hanya ingin berbagi dengan mereka sesama yatim-piatu. Namun Alhamdulillah, mungkin berkat uang yang rutin kusedekahkan ke yayasan, skripsiku bisa kelar, meski awalnya sempat terhambat karena suatu hal. Dan, aku pun lulus tepat pada waktunya.
(◦ˆ
ˆ◦)

Memasuki tahun 2010, dari majalah islami yang kubaca, aku mengenal sebuah panti yang diasuh oleh seorang ustadz di wilayah Surabaya. Karena tertarik untuk menambah tabungan akhirat, aku pun menyumbangkan sekian rupiah ke PA Baitul Yatim, nama panti asuhan tersebut. Tak sebatas uang, aku juga pernah menyumbangkan hadiah paket buku yang kumenangkan dari sebuah lomba menulis. Aku ingin berbagi kebahagiaan atas kemenangan tersebut dengan cara demikian. Toh, aku telah beberapa kali memperoleh hadiah buku juga. Jadi, aku relakan mereka yang menikmati paket buku dari sebuah penerbit yang bermarkas di Kota Gudeg. Harapanku tak muluk-muluk, semoga buku-buku tersebut bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya.   (。◕‿◕。)   

Aku bersyukur, hingga kini Allah memampukan aku untuk membantu saudara-saudaraku sesama muslim di Surabaya sana. Meski belum kenal (karena memang belum pernah bersua), aku serasa punya ikatan dengan mereka. Ada kalanya ketika aku disibukkan dengan urusan dunia, Allah mengingatkan aku akan kehadiran mereka, sehingga aku bisa menambah lagi 'saldo' akhiratku. By the way, bila kalian tertarik untuk menjadi donatur PA Baitul Yatim, silakan tengok blognya terlebih dulu di sini atau yang ini, sebagai bahan pertimbangan. 

Tak hanya di bulan-bulan biasa aku menyantuni anak yatim, di bulan suci Ramadhan pun aku juga melakukannya. Seperti pada bulan Ramadhan 1432 H (tahun 2011) yang lalu, aku tingkatkan lagi 'saldo' tabungan akhiratku dengan menjadi donatur acara berbuka bersama anak yatim yang diselenggarakan sebuah koran nasional. Puji syukur, Allah membalasnya cepat sekali sehingga aku bisa kembali berbagi dengan anak yatim. Kali ini aku mengajak anak yatim, tetanggaku. Aku mengajak anak kelas 6 SD itu ke sebuah restoran, tak jauh dari tempat tinggal kami. Di sana, aku bebaskan tetanggaku memilih makanan yang ia mau. Harga bukan jadi pertimbangan. Setelah ia memesan, kami berbincang-bincang sembari menunggu pesanan datang. Menurut pengakuannya, seumur-umur ia belum pernah makan di restoran. Aku jadi merasa beruntung bisa memberinya kesempatan makan makanan ala restoran untuk pertama kalinya. Semoga saja di masa yang akan datang, anak itu memperoleh kesempatan bersantap ria di restoran kembali. Wallahu’alam bish shawab....   

Sementara pada bulan Ramadhan 1433 H yang lalu, keluarga kami memberi paket berbuka puasa ke sejumlah anak yatim di sekitar tempat tinggal kami. Senang rasanya melihat mereka antusias menerima paket yang isinya tak seberapa itu. Dan, tatkala aku tak bisa berpuasa karena berhalangan, supaya tetap dapat memperoleh keberkahan ibadah puasa, aku menyedekahkan sebagian rezeki untuk dibelikan takjil bagi anak-anak yatim di PA Baitul Yatim. Alhamdulillah, Allah membalasnya dengan hal yang sangat baik. Untuk pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir, aku bisa pulang kampung ke Malang, bersilaturahmi dengan keluarga besar ayah. Dua tahun sebelumnya aku sempat berniat mudik, hanya saja menjelang hari-H keberangkatan, aku jatuh sakit. Jadi, urung deh berkunjung ke kampung halaman ayah pada waktu itu. 

Aku bersyukur saat mudik kemarin, perjalanan Jakarta-Malang pp cukup lancar. Kesehatanku pun terjaga. Selain bertandang ke rumah sanak saudara, aku juga memperoleh kesempatan ke beberapa tempat wisata di sekitar Malang. Yaah, bisa dibilang, sedekahku ke anak yatim tak seberapa besarnya, namun Allah yang Maha Kaya membalasnya dengan nikmat yang tiada tara, berupa kesehatan, kesempatan bersilaturahmi, berwisata, kelancaran perjalanan dan keselamatan. Alhamdulillah.... Last but not least, semoga Allah sang Maha Pemberi Rezeki terus mempercayaiku untuk menjadi perantara rezeki bagi anak-anak yatim. Karena aku ingin termasuk golongan pemelihara anak yatim yang dapat berkumpul dengan Rasulullah SAW di surga-NYA kelak.       

"Allahummarzuqni fihi rahmatal aytam, wa ith'amath tha'am, wa ifsyaas salam, wa shuhbatal kiram, bithawlika ya Malja-al amilin"

Ya Allah, karuniakanlah kepadaku di dalamnya rasa sayang kepada anak-anak yatim, kemampuan memberi makan, menebarkan salam dan berteman dengan orang-orang yang berakhlak mulia dengan kemurahan-Mu wahai tempat bersandar para pengharap. Aamiin.....


NB : Artikel  ini diikutsertakan pada Giveaway: Cinta untuk Anak Yatim.