Sabtu, 31 Mei 2014

Sekali Melancong, Dua-Tiga Wisata Terlampaui

Menjawab pertanyaan, “kenapa gue harus pergi ke Inggris?”

Negeri Pangeran Charles itu dikenal gudangnya aktor/aktris, olahragawan hingga musisi kelas dunia. Selain itu, banyak spot wisata menarik di sana yang mampu menarik jutaan pelancong dari penjuru dunia. Dan seperti pepatah, sekali mendayung 2-3 pulau terlampaui. Maka sekalinya datang ke Inggris, 2-3 (jenis) wisata gue lampaui semuanya. Soale gue pengen berwisata sejarah, wisata pertunjukan, sekaligus wisata (tempat) olahraga. Dan, inilah spot-spot incaran gue bila jadi pelesiran gratis ke Inggris bareng Mister Potato :   

Tur ke Old Trafford
Sebagai bolamania yang menggemari klub MU, so pasti gue menyimpan impian bisa ke stadion Old Trafford suatu hari nanti. Saking ngebetnya, sampai-sampai nempelin stiker bertuliskan "Old Trafford" di pintu kulkas, dan terus mensugesti diri gue dengan kata-kata "ada banyak jalan ke OT". Nah, siapa tahu kontes blog ini merupakan 'jalan' gue berkunjung ke kandang MU. Bila ya, gue tentunya happy dan bersyukur. Tapi okelah, hal yang belum pasti, mari kesampingkan dulu. Andai kata beneran terwujud, gue udah punya bayangan bakal ikut tur stadion OT yakni program keliling stadion, di mana peserta dapat lihat-lihat dalemnya OT kayak gimana, ngintip ruang ganti pemain MU, mengamati beragam koleksi trofi di Museum MU, serta berbelanja di MU Megastore.
Di bagian luar stadion OT, gue pengen nemplok eh nampang di patungnya Sir Alex dan patung para legenda MU. Setelah puas ‘ngubek-ngubek’ OT, kunjungan beralih ke tempat latihan alias Carrington Training Ground. So pasti di sana kita dapat menyaksikan para pemain MU berlatih, dan siapatahu bisa SKSD dengan Rooney cs pas waktu istirahat *ngarepdotcom. Tentunya, sesi jeprat-jepret nggak ketinggalan do_onk ya! ;)
Dari Carrington, next beranjak ke National Football Museum. Di sana gue mau lihat koleksi museum sekaligus belajar sejarah persepakbolaan Inggris. Mengingat Inggris kaya akan stadion-stadion megah nan bersejarah, tentu gue senang bila sekalian mampir ke Etihad Stadium, Emirates Stadium, Stamford Bridge, White Hart Lane, Anfield, dan Goodison Park. Ingin tahu bagaimana klub-klub Inggris mengelola operasional stadion mereka.   
Selain dikenal sebagai kota pelabuhan, Manchester dikenal juga sebagai pusat hiburan di negeri Ratu Elizabeth. Jadi nggak afdhol kalau nggak mampir ke Manchester Evening Arena atau Castlefield Outdoor Event Arena buat nonton pertunjukan musik. Pilihan lain, bisa ke Philip park, Openshaw park atau Delamere park, yakni taman-taman yang menggelar acara Party in the Park. Di sana gue mau lihat beragam aksi musisi debutan lokal. 


Stretford End, tribun barat stadion Old Trafford (kini berubah menjadi Sir Alex Ferguson Stand) adalah tempat 'mangkal' fans garis keras/fanatik MU. Semoga di masa depan, gue bisa mengisi salah satu slot di tribun sana.
Sumber foto : Fanpage FB UNITED ARMY INDONESIA

Museum The Beatles Story
Siapa yang nggak kenal The Beatles? Band legendaris asal Inggris di era 1960-an. Walaupun grup musik yang beranggotakan John Lennon, Paul McCartney, George Harrison dan Ringo Star itu udah lama bubar, sebagian personilnya pun telah tiada, tapi lagu-lagu mereka everlasting. Sebut saja Let It Be, Hey Jude!, Obladi-Oblada, Lemon Tree, All You Need is Love, dan masih banyak lagi hits mereka yang awet di memori penggemarnya. Gue sendiri mulai kenal dan menyukai lagu-lagu The Beatles sejak akhir 1990-an atau awal 2000-an. Tapi harus gue akui, gue nggak tahu banyak kisah perjalanan karir mereka. Paling, sebatas yang udah diceritain di acara musik edisi spesial The Beatles yang ditayangkan di N*T TV baru-baru ini. Makanya, gue nggak akan nolak bila diberi kesempatan sowan ke Museum The Beatles Story. Gue pengen masuk ‘tuk ngerasain lagi atmosfer lagu-lagu The Beatles, mau lihat koleksi piringan hitam, alat musik mereka, serta dokumentasi lainnya. Dan, entah kenapa gue yakin bakal kembali ke masa kejayaan band asal Liverpool di museum itu. And all that I can see is just a yellow lemon tree. I'm turning my head up and down. I'm turning, turning, turning turning, turning around....

Tampak depan Museum The Beatles Story
Sumber foto : www.beatlestours.co.uk

King’s Cross Station and Platform ¾
Gue inget, dalam suatu adegan film Harry Potter, Harry dan teman-temannya masuk ke dalam peron 9 ¾ untuk naik kereta Hogward Express. Nah, peron bernomor unik itu letaknya di King’s Cross Station. So bila gue mampir ke King’s Cross Station, gue pengen lihat dinding bertuliskan Platform 9 ¾ itu dari dekat. Terus coba-coba iseng meraba dinding tersebut, manatau nemu tombol pembuka dinding yang dibaliknya lagi menunggu kereta... Argo Lawu! Bukan deng, Hogward Express :p
Abis itu, pengen foto dengan troli jadi-jadian. Itu lho, troli di film berjudul sama, yang cuma keliatan setengah badan aja, separuhnya lagi (seolah-olah) menembus dinding. Nah, kalau gue berpose lagi ngedorong troli jadi-jadian itu kan nanti judul fotonya : “Troli Setengah Masuk” atau “Troli-Troli di Dinding”. 

Big Ben
Suatu daerah atau negara terkadang memiliki sebuah penanda khas berupa bangunan a.k.a landmark. Salah satu bangunan yang sering dijadikan landmark adalah menara. Di Bukit Tinggi misalnya, ada menara jam raksasa yang berdiri sejak zaman kolonial Belanda. Inggris juga punya landmark serupa di kota London. Sebuah menara jam yang terletak di Gedung Parlemen, Westminster itu amat terkenal seantero dunia. Rupanya yang unik, antik, dan terkesan megah, pantas menjadikannya ikon ibukota negeri Ratu Elizabeth. Kata orang, belum ke Inggris namanya bila belum mampir ke BigBen. Maka dari itu, gue mesti/kudu/wajib/fardu’ain nampang dengan latar BigBen nanti. Biar dikata pernah ke Inggris gitu *kibas jambul :p Andai kata Gedung Parlemen dibuka untuk umum, gue juga pengen masuk ke dalam, lihat-lihat interior dalamnya seperti apa. Tapi kabarnya sih, Gedung Parlemen terbuka untuk umum tiap musim panas saja. Sementara kalau jadi nge-trip bareng Mister Potato, ke London-nya kan pas musim gugur. So mesti puas hanya menikmati arsitektur bergaya gothic-nya dari luar gedung.   

Ini dia penampakan BigBen dan Gedung Parlemen di Westminster, London.
Sumber foto : www.shedexpedition.com

Westminster Abbey
Abis selfie di depan Gedung Parlemen, tinggal ngesot ke belakang BigBen, nyampe deh di Westminster Abbey. Itu lho, gereja pas royal weedding-nya Pangeran William dan gue, eh Kate Middleton. Westminster Abbey nggak kalah bersejarahnya dengan Gedung Parlemen-BigBen. Sejak tahun 1066, dijadiin tempat penobatan raja dan ratu Inggris. Kabarnya, di dalam gereja antik ini masih terpasang pintu tertua se-Inggris! Pintu yang diperkirakan udah ada sejak era Anglo Saxon (tahun 1050-an), terbuat dari pohon yang tumbuh di abad pertengahan. Kalau boleh masuk ke sana, gue pengen nyentuh dan narik tuh pintu. Manatau begitu dibuka, gue tersedot ke dalam, lalu ujug-ujug muncul di tengah pertempuran antara pasukan... The Jakmania vs Viking Persib *lah? :D

London Eye
Seumur-umur gue belum pernah tuh naik Bianglala, kalau biangkerok kekacauan sih pernah. Karena itu, gue bakal sempatin deh naik London Eye, Bianglala raksasa yang terletak di tepi Sungai Thames. Apalagi letaknya nggak jauh kan dari Gedung Parlemen-BigBen, cuma sepelemparan batako aja. Jadi gampang, tinggal meluncur atau ngesot thok ke sananya. Nah, pas di dalem Bianglala eh Mata London, nikmatin sepuasnya pemandangan kota London dari ketinggian 135 meter. Sejauh mata memandang, pasti awan semua #eh. Nggak deng, kita bisa melihat berbagai sudut kota London secara 360 derajat, seperti BigBen dan Gedung Parlemen Inggris, lalu-lalang kapal di sungai Thames, serta bangunan-bangunan kuno lainnya seantero London. Wuiiih, berarti baterai gadget mesti full nih, buat mengabadikan panorama tersebut. Kalau perlu, sedia powerbank sebelum lowbet :p  

London Eye. Tapi dipikir-pikir, mirip jangka juga ya si Mata London? ^o^a
Sumber foto : www.world-guides.com

Trafalgare Square (TS)
Landmark kedua di jantung kota London. Biasanya taman itu identik dengan rerumputan, pepohonan, dan bunga-bungaan. Beda dengan Trafalgare Square, taman tanpa rumput yang dikelilingi gedung-gedung tua. Area publik yang dibangun pada era Raja George IV berkuasa itu, tempat yang asik untuk kongkow-kongkow, nggak heran selalu dikunjungi ribuan turis setiap harinya. Di sana kita bisa menyaksikan pengamen dan sirkus jalanan, aneka patung manusia dan hewan, memberi makan bebek di kolam taman, atau sekadar duduk santai sambil menghangatkan diri dengan matahari sore. Nah, kalau gue berkesempatan ke sana nih, gue pengen menikmati aksi seniman jalanan. Di Indonesia jarang-jarangnya kan ya, ada sirkus jalanan. Paling banter aksi topeng monyet. Nah, gue pengen tahu sirkus jalanan di TS tuh kayak apa. Terus, kabarnya di sana para seniman beraksi aneh-aneh. Ada yang mengecat seluruh tubuhnya berwarna emas maupun perak, lalu duduk/berdiri (seolah-olah) mengambang, hiiiii. Makanya, gue jadi pengen selidiki, bongkar rahasia mereka. Apakah sebelum beraksi mereka ngemil tali tambang satu meter dulu gitu, biar bisa nggak napak tanah? Then, ngasih makan bebek kayaknya asik juga, deh. Kali aja bebek-bebek di sana mau nerima taburan bedak dari gue. Lah kok bedak? Iya, dedak mah dah biasa. Coba yang rada ektrim, bedak donk. Lagi juga, dalam tas gue lebih memungkinkan tersedia bedak, ketimbang dedak :p Sebelum ‘cabut’ dari TS, poto-poto dulu donk di depan patung Laksamana Nelson, dan patung lumba-lumba. Biar sampai Jakarta nggak dibilang begini : no statue = hoax      c(•ˆ ▽ ˆ•)>

Buckingham Palace (BP)
Kalau kediaman David Beckham dikenal dengan pelesetan Beckingham Palace, nah BP ini istananya Ratu Inggris. Ngarepnya sih di sana ketemu sama mantan pacar (khayalan) gue, Pangeran William. Kali aja doi lagi maen ke rumah neneknya, Maribeth eh Elizabeth. Terus pas William tahu kedatangan gue di BP, tetiba doi kangen ama gue, terus ngajak casciscus pas tea time, then ngenalin anaknya, Pangeran George, untuk gue selundupin ke Jakarta *otakkriminal. Tapi jikalau kita tak memungkinkan untuk bersua, minimal bolehlah lihat isinya BP dari dekat. Pengen tahu apakah BP semegah istana-istana dalam dunia dongeng semasa kecil gue dulu?
Terus, boljug tuh selfie-an ama penjaga istana BP yang berseragam merah dan bertopi tinggi item itu. Kata teman gue yang pernah setahunan di Inggris, tiap musim berganti, seragam tentara penjaga juga berganti. Nah, kalau jadi ke sana pas musim gugur, pengen tahu seragamnya ada tempelan dedaunan rontok nggak? Ntar biar gue tambahin ranting, terus mukanya gue cat loreng-loreng *ini mau foto apa penyamaran sih? Hehe... biariiin kayak Mr. Bean, yang kelewat iseng ‘make over’ penjaga istana sebelum sesi pemotretan. :D :p
Ohya, satu lagi, info dari teman gue, di depan istana BP ada taman St. James’s Park. Kalau pas musim semi, asik tuh katanya, bisa terapi mata dengan memandangi bunga-bungaan yang bermekaran. Berhubung rencana ngebolangnya saat musim gugur, nggak apa-apa deh lelarian di taman dengan view daun-daun yang menguningkecoklatan dan berguguran di bawah pohon. Lumayan kan, daripada lumanyun? Yah, sebagai pehobi jogging, gue kepengen banget menjajal St.James’s Park dengan sepatu lari gue. Kelar jogging, lanjut sepedahan keliling taman coz di sana katanya ada persewaan sepeda juga. Kalau capek gimana, yaaa tinggal leyeh-leyeh di bawah pohon jamur aja #eh :D atau nggak, istirahat sambil lempar-lemparin batu/koin ke kolam taman. Manatau yang mungut Pangeran Harry #eh lagi :p


Salah satu sudut St. James’s Park. Jalan setapaknya cucok banget buat jogging.
Dokumentasi : teman gue (Retno)

Yup, begitulah tur impian ala gue. Berharap bisa menarik perhatian dewan juri dan penyelenggara yang terhormat. Mister Potato, please accept my tour proposal! (˘ʃƪ˘)


Ngemil Eksis Smax Ring Biar Pergi Ke Inggris


Posting blog harus dilengkapi dengan foto peserta yang sedang memegang kemasan pack (bungkusan) produk (pilih salah satu) :
    a. Mister Potato : Mister Potato, Waavy, dan Veetos
    b. SMAX : Smax Ring, Smax Chippy, Smax Chip, dan Smax Balls


Gue dan ponakan suap-suapan Smax Ring. Aih, romantisnyooo! c(◦ˆ▽ˆ)>


Santap nasi goreng dengan Smax Ring, sebagai pengganti kerupuk. Enak lho!  (˘ڡ˘) 



                     Kapan dan di mana pun, enaknya makan Smax aja. We love Smax Ring! (ʃƪ'⌣')♥


NB :

Tulisan ini diikutkan dalam lomba blog Ngemil Eksis Pergi Ke Inggris Bersama Mister Potato