“Sini neng-neng semua,
cobain kerak telor abang!”
Ajak seorang pedagang kerak telor saat kami
melewati foodcourt di PRJ beberapa
waktu lalu. Saya dan teman-teman saling berpandangan sebelum salah satu dari
kami mengiyakan tawaran bapak berkopiah itu. Tak lama setelah duduk, kami
langsung memesan tiga porsi kerak telor. Dan, bapak itu pun langsung beraksi.
Dimulai dari memasukkan ketan setengah matang ke dalam wajan, yang disusul siraman
kocokan telur ayam ataupun telur bebek beserta bumbu-bumbunya. Setelah matang,
disajikan dengan taburan serundeng dan bawang goreng. Hm... maknyus! (˘ڡ˘)
PRJ atau Pekan Raya Jakarta
identik dengan kerak telor, karena memang makanan asli dari Jakarta. Para
pedagang kerak telor biasa menggelar gerobak pikulnya di luar maupun di dalam
area PRJ. Kerak telor terkenal akan rasanya yang gurih dan khas. Tak sedikit orang
yang sengaja datang ke PRJ hanya untuk menikmati kerak telor, contohnya saya
dan teman-teman kemarin, hehehe. Rasa gurih itu sendiri berasal dari kerak
telor yang tampilannya agak gosong beradu rasa dengan serundeng yang manis
pedas. Belum lagi, aroma asapnya seusai matang langsung menggugah selera makan
kita. Singkat kata, kekhasan kerak telor berpotensi membuat siapa saja
ketagihan.
Pedagang kerak telor di PRJ sedang
menyiapkan pesanan.
(Doc. Pribadi)
Kerak
telor pesanan saya yang berbahan telur bebek.
(Doc. Pribadi)
Sejarah Kerak Telor
Kepopuleran kerak telor
sebagai primadona PRJ menjadikannya ikon kuliner Jakarta melebihi kuliner khas
Betawi lainnya seperti gado-gado, karedok, asinan Betawi, dan ketoprak. Meski
demikian, belum diketahui secara pasti bagaimana awal mula kemunculan makanan
ini di PRJ. Ada yang bilang kerak telor pertama yang dijual di PRJ buatan orang
Betawi Menteng. Kala itu tahun 1970-an, Jakarta masih banyak ditumbuhi pohon
kelapa. Sekawanan Betawi Menteng yang dikomandoi oleh Pak Ook berusaha menemukan
penganan nikmat berbahan dasar kelapa. Dimulailah upaya coba-coba mencampur
kelapa parut, ketan, telur ayam, berikut bumbu-bumbunya. Setelah memperoleh
racikan yang pas, mereka menjajakan penganan tersebut di PRJ yang saat itu
digelar di kawasan Monas. Karena banyak yang menyukainya, penganan karya Pak
Ook dan kawan-kawannya tersebut rutin dijual di area PRJ, yang belakangan
dikenal dengan sebutan kerak telor[1]. Namun, ada juga catatan yang
menyatakan bahwa pelopor kerak telor di PRJ adalah Kong Husin, warga Kampung
Baru (sekarang Mampang Prapatan). Masih menurut sumber tersebut, Kong Husinlah
yang memperkenalkan kerak telor pada event PRJ di tahun 1969 lalu[2].
Temuan
terbaru Yahya Andi Saputra, seorang peneliti yang melakukan studi khusus
kuliner Betawi, mengindikasikan kemunculan kerak telor tak luput dari proses
akulturasi atau percampuran kebudayaan antar bangsa. Dalam laporannya, ia
menyebutkan bahwa pada abad ke-5 Jakarta telah menjadi kawasan internasional,
di mana berlangsung interaksi antar etnis dan bangsa di area pelabuhan Sunda
Kelapa. Kegiatan perdagangan yang melibatkan etnis Tionghoa, India, Portugis,
Arab dan warga lokal tersebut lambat laun mendorong akulturasi budaya, salah
satunya kuliner. Pedagang dari Gujarat (India) misalnya, berandil dalam
mengenalkan kari dan martabak. Sementara nasi kebuli, nasi goreng kambing, acar
bawang merah dibawa oleh pedagang dari Arab. Warga keturunan Portugis di daerah
Kampung Tugu (Jakarta Utara) masih mempertahankan kuliner warisan leluhur mereka
melalui sajian kenari pada bolu karamel, talam singkong dan pindang serani. Dari
beragam jenis makanan itulah, membuat Yahya yakin proses kemunculan kerak telor
sebagai kuliner asli Betawi tergolong rumit, karena adanya faktor yang saling
mempengaruhi antara budaya kaum pendatang dengan budaya lokal[3].
Cara Membuat Kerak Telor
Sebelum membuat kerak telor, sebaiknya persiapkan dahulu peralatan yang
dibutuhkan seperti wajan
beserta penutupnya, sendok wajan, wadah untuk mengocok telur, sendok makan, dan
tungku berbahan bakar arang atau anglo. Sementara bahan dan cara membuatnya
diuraikan berikut ini.
Resep Kerak Telor[4], untuk 5 porsi
Bahan-bahan :
100 gram beras ketan putih, direndam semalam,
tiriskan
250 ml air
100 gram kelapa parut kasar, disangrai untuk taburan
5 butir telur bebek
15 gram ebi, diseduh, disangrai, dihaluskan
30 gram bawang merah goreng
1 sendok makan minyak untuk menumis
Bawang merah goreng secukupnya untuk taburan
Bumbu halus:
4 buah cabai merah keriting
3 cm kencur
1 cm jahe
1/2 sendok teh merica
Cara membuat:
1 Panaskan minyak. Tumis bumbu halus sampai harum.
2. Panaskan wajan cekung. Beri 1,5 sendok makan
beras ketan putih. Siram dengan 3 sendok makan air rendaman beras. Biarkan
sampai setengah kering.
4. Kocok 1 butir telur bebek, 1/2 sendok teh bumbu
halus, 1/2 sendok teh ebi, 1/2 sendok makan bawang merah goreng, 1/8 sendok teh
garam, dan 1 /8 sendok teh gula pasir.
5. Siram ke atas ketan. Aduk-aduk sambil diratakan
di penggorengan. Biarkan sampai matang sambil ditutup. Balik penggorengan di
atas bara api. Biarkan sampai matang. Angkat.
6. Tabur kelapa sangrai dan bawang merah goreng.
7. Sajikan selagi hangat.
Bagaimana? Anda tertarik untuk mencobanya di rumah?
Langkah-langkah
membuat kerak telor
(sumber : www.selbyfood.blogspot.com)
Kerak
telor
(sumber : http://nasiudukbetawi.com/mengenal-kerak-telor-lebih-dekat/)
Kandungan Gizi
Kerak telor tak hanya lezat di
lidah saja, kandungan gizinya pun cukup baik. Dalam beras ketan putih terkandung karbohidrat 80%, lemak 4%,
protein 6%, dan air 10% [5]. Sementara kita tahu, telur salah satu
sumber protein hewani. Dengan demikian, kerak telor merupakan makanan yang kaya
akan karbohidrat dan protein. Kedua zat tersebut tentu berguna sekali bagi
tubuh manusia. Karbohidrat misalnya, selain sebagai sumber energi, juga
berfungsi untuk menjaga cadangan energi, serta pembentuk protein dan lemak
dalam tubuh[6]. Sedangkan protein berperan sebagai zat pembangun
tubuh dan memperbaiki sel-sel yang rusak[7].
Indonesia
sendiri menghadapi masalah gizi anak yang memprihatinkan, berupa masalah gizi
kurang dan gizi buruk. Berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2010, diketahui sekitar 70% anak usia sekolah kurang mendapat asumsi energi
yang dibutuhkan, di mana prosentase kekurangan proteinnya mencapai 80%[8].
Sementara penelitian lain yang dilakukan oleh Kepala Pusat Kajian Gizi dan
Kesehatan FKM UI Ahmad Syafiq PhD, menunjukkan bahwa jumlah anak yang rutin minum
susu 2 gelas per hari tak banyak, kurang dari 40%. Sehingga diperkirakan sekitar 35% anak Indonesia
postur tubuhnya lebih pendek dari standar usia mereka[9]. Kesimpulannya,
asupan gizi anak-anak Indonesia masih jauh dari kata “mencukupi”. Padahal masa
kanak-kanak merupakan fase mereka untuk bertumbuh secara optimal, tentunya
memerlukan asupan gizi yang memadai. Bila kondisi tersebut tak segera diantisipasi,
dikhawatirkan anak-anak Indonesia menjadi lemah, letih, lesu, dikarenakan pasokan
energi yang minim. Akibatnya ketika belajar, anak-anak sulit fokus, cenderung
malas, sering menguap sehingga daya tangkap materi pelajarannya kurang maksimal[10].
Menurut
pakar gizi klinik Dr. Lianne Suniar, DA, Msc, SpGK, pemecahan masalah gizi anak
menuntut pendekatan yang komprehensif menyangkut pendekatan ekonomi,
pemberdayaan keluarga, edukasi pola asuh, pola hidup sehat serta pengetahuan
penggunaan sumber daya alam sekitar. Namun yang tak kalah penting adalah
bantuan asupan makanan[11]. Nah, bantuan asupan makanan itu bisa
ditempuh melalui jalan intervensi. Merujuk hasil penelitian Ahmad Syafiq PhD,
yang mana sebagian besar anak Indonesia jarang minum susu, sementara makan ayam
ataupun daging belum tentu bisa setiap hari. Maka, alternatif terbaik adalah
makanan berbahan dasar telur karena harganya yang lebih murah dari ayam maupun
daging. Kerak telor sebagai kudapan yang kandungan karbohidrat dan proteinnya
tinggi, bisa dijadikan pilihan. Wujudnya yang seperti omelet, makanan khas Barat, bisa menarik minat anak-anak untuk
menyukainya. Harga per porsinya pun cukup terjangkau, berkisar antara 8000
sampai 15000 rupiah. Adalah tugas orang tua memperkenalkan kuliner asal Betawi
ini kepada putra-putri mereka. Walau mereka jarang minum susu, namun kebutuhan
akan energinya masih bisa tercukupi dengan mengonsumsi kerak telor.
Lokasi berjualan
Meski pedagang kerak telor
acapkali menjamur di sekitar PRJ, Anda masih bisa menemukan mereka menggelar
gerobak pikulnya di sejumlah tempat tertentu, seperti :
- Setu Babakan di daerah Jagakarsa, Jakarta selatan[12]
- Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat[12]
- Warung Kerak Telor di Foodcourt Cijantung Mall milik Pak Yusuf (kerabatnya Pak Ook)[13]
- Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur[14]
- Depan lapangan Museum Fatahillah di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat
Nah, setelah mengetahui sejarah berikut gizi yang terkandung di dalam kerak
telor, kurang lengkapnya rasanya bila Anda tak coba menikmati kuliner asli
Jakarta ini. Oleh karena itu, tunggu apa lagi? Mari rasakan lezatnya kerak
telor dan kuliner khas Jakarta lainnya!
Daftar Referensi
[1] Arif Ortega. PRJ dari Masa ke
Masa. http://cekocartiz.blogspot.com/2012/08/prj-dari-masa-ke-masa.html?zx=974d9a7a54d58678
[2] Diyah. Kerak Telor : Kuliner
Favorit Asal Betawi. http://kabarjakarta.com/kerak-telor-kuliner-favorit-asal-betawi.html
[3] Yahya Andi Saputra. Studi Kasus
Kerak Telor. http://lembagakebudayaanbetawi.com/artikel/sejarah-kuliner-betawi.html
[4] Anonim. Resep Kerak Telor. http://www.eresep.com/4567/5/resep-masakan-Kerak-telor/
[5] Anonim. Kadar Amilosa
Serealia. http://gunasoraya.blogspot.com/2011/01/kadar-amilosa-serealia.html
[6] Anonim. Manfaat Karbohidrat Bagi
Tubuh. http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=1768_Manfaat-Karbohidrat-Bagi-Tubuh-
[7] Anonim. Akibat Kekurangan dan
Kelebihan Protein. http://www.scribd.com/doc/57821801/Akibat-Kekurangan-Dan-Kelebihan-Protein
[8] Redaksi. Anak Sekolah di
Indonesia Kurang Gizi. http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/11/09/18/lrpl3l-anak-sekolah-di-indonesia-kurang-gizi
[9] Anonim. Rendahnya Konsumsi Susu
di Indonesia. http://obrolanlangsat.com/news/2011/06/06/108/rendahnya_konsumsi_susu_di_indonesia.html
[10] Redaksi. Anak Sekolah di
Indonesia Kurang Gizi. http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/11/09/18/lrpl3l-anak-sekolah-di-indonesia-kurang-gizi
[11] Anonim. Peduli Gizi Anak
Indonesia. http://www.perempuan.com/read/peduli-gizi-anak-indonesia
[12] Anonim. Mengenal Kerak Telor
Lebih Dekat. http://nasiudukbetawi.com/mengenal-kerak-telor-lebih-dekat/
[13] Caturguna. Sejarah di Balik Gurihnya Kerak Telor,
Kuliner Khas Betawi. http://wisataseru.com/2010/06/sejarah-di-balik-gurihnya-kerak-telor-kuliner-khas-betawi/
[14] Anonim. Kerak Telor. http://jalan2.com/city/jakarta/kerak-telor/
NB :
Tulisan ini diikutkan dalam blog writing competition Jelajah Gizi.
Tulisan ini diikutkan dalam blog writing competition Jelajah Gizi.
semoga menang yah neng salam kenal dari jogja
BalasHapussukaaa sama kerak telor.
BalasHapusSering beli di monas kalau minggu pagi
Semoga sukses dengan lombanya.
@Opickaza : Aamiin, thanks udah mampir en komen :)
BalasHapus@Mbak Niken : Aamiin, thanks Mbak. Yup, kerak telor emang ngangenin rasanya, makanya aye juga sukaaa ^_^
Kerak telor sudah membahana sampai ke daerah2 lain. Di Samarinda aja penjual kerak telor kerap hadir bila ada pameran/expo. :)
BalasHapus@Kakaakin : Wah, benarkah kerak telor udah melanglang buana ke Borneo sono? Ctaaarr membahana! :D
BalasHapusBtw thanks ya Gan, udah mampir en komen :)