Halo, Takita! Perkenalkan, nama saya Vita. Takita
boleh panggil saya Kak Vita. Kakak sudah baca suratmu yang ini. Kakak suka gaya
menulismu. Ngomong-ngomong, hebat deh, umur 5 tahun Takita sudah bisa menulis
sms. Kalau kakak sih, baru bisa nulis sms ketika usia 16 tahun. Maklum, kakak
baru punya HP pertama kali, yaa pas kelas 2 SMA, hahaha. <(^▽^)
Seumuran kamu dulu, kakak masih belajar
membaca dan menulis. Untuk membaca, biasanya kakak diajarin sama Mama dan kakak
sulung, namanya Kak Lis. Kakak baca apa saja, mulai dari buku cerita, majalah
anak-anak, dan buku pelajaran. Terus dulu kakak juga suka ikutan baca koran
sama ayah. Ayah yang megang koran, sementara kakak dipangku biar bisa baca
koran bareng, hehe. Karena masih kecil, belum bisa cepat membacanya, kakak cuma
baca judul utama artikel yang ada di koran. Lalu, bila ada kata yang belum
dimengerti, kakak tanya sama ayah. Lantas, dijelasin deh sama ayah.
Tak hanya itu, supaya konsisten belajar menulis, kakak
setiap hari diberi PR oleh bu guru, namanya PR Temukan Kata. Misalkan nih,
tugas dari bu guru seperti ini : “tulislah 15 kata berawalan huruf K”. Nah,
terus di bawahnya kakak tulis kata-kata berawalan huruf "K". Bila mandeg, kakak
minta bantuan Mama untuk memberitahu kata-kata apalagi yang berawalan huruf "K".
Kadang juga kakak mencari jawabannya sendiri di buku/majalah. Nah, di sana
bertaburan deh aneka macam kata, tak cuma berawalan huruf "K" saja. Takita, kakak
senang lho mengerjakan PR model begini, karena kakak jadi tahu kata-kata yang tadinya
belum kakak ketahui.
PR
1. Kakak
2. Kaki
3. Kaku
4. Kadal
5. Kamis
6.
. . . dst 15. Kuda |
Ilustrasi I
Contoh PR Temukan Kata
Sementara kalau menulis angka, biasanya di rumah kakak
belajar sama kakak keduaku. Namanya Tari, biasa dipanggil Kak Ai. Kebetulan
kakak anak bungsu, jadi enak belajar nggak mesti sama orangtua, bisa juga sama
kakak kandung. Nah, dulu tiap Kak Ai ngerjain PR, kakak juga ngerjain 'PR'.
Kakak minta Kak Ai beri soal angka sebanyak lima buah. Bukan soal
hitung-hitungan sih, melainkan soal menulis angka. Dan, kakak nulisnya di buku
tulis sendiri lho, tidak di buku PR Kak Ai. Ya iyalah, hehe. (•Ë†⌣ˆ•)
Oh ya, selama belajar menulis angka, kakak sempat
mengalami hambatan yang agak aneh. Entah kenapa, dahulu kakak kesulitan menulis
angka dua (2) yang bentuknya mirip bebek/ayam. Kakak bisanya bikin angka dua
yang gede, sampai menuhin satu lembar kertas buku tulis, xixixi. Sementara pas
diminta nulis angka dua yang kecil, kakak nggak bisa bila tanpa menggambar
ayam/bebek terlebih dulu. Haha... Aneh kan? Kakak sendiri juga nggak tahu
kenapa dulu begitu. Tapi itulah kenyataannya, heheu. Jadi, bila diberi 'PR'
sama Kak Ai nulis angka dua yang kecil, kakak mesti gambar bebek/ayam dulu,
sederet gitu. Lalu, kaki dan badan ayam/bebek dihapus deh. Jadi kan, angka dua?
Haha... *blushing* c(•Ë† ▽ ˆ•)>
Ilustrasi II
Angka dua (2) raksasa yang menuh-menuhin kertas. Kurang
lebih, seperti itulah dulu kakak menuliskannya. Tapi sekarang nulis angka duanya sudah
lebih bagus dong :p
Ribet sih, emang. Mau bagaimana lagi? Tapi lambat
laun, kakak sadar bila terus-terusan nulis angka dua raksasa, bisa-bisa buku
tulis cepat habis. Sementara kalau mesti gambar ayam/bebek dulu, capek juga
ngapusinnya, hoho. Untunglah, berkat gemblengan Kak Ai dan PR khusus dari bu
guru, akhirnya kakak bisa juga nulis angka dua tanpa melalui gambar bebek/ayam
dulu. Horeee! °\(^▿^)/°
Sekarang kakak tanya, Takita suka main puzzle
nggak? Kakak dulu suka main puzzle. Mama sering membelikan kakak puzzle yang
bergambar macam-macam. Ada gambar pemandangan, gambar kartun, gambar huruf/kata
maupun angka. Dari sering main puzzle itulah, kakak makin hafal sama bentuk
angka maupun huruf. Iya soalnya, selain kesulitan dengan angka dua, kakak
dahulu juga sempat terbalik nulis angka tiga (3) dan ketukar antara huruf B
dengan angka delapan (8). Bentuknya kan mirip tuh huruf B sama angka 8, jadi
sering ketuker-tuker deh, hehe. (◦ˆ ⌣ ˆ◦)
Ilustrasi III
Puzzle angka dan huruf
Sumber : www.kotakmainan.com
Selain belajar sama ayah, mama dan kakakku, dahulu Kak Vita juga senang belajar bareng kakek. Biasanya 1-2 bulan sekali, kakekku yang
tinggal di Malang datang ke Jakarta. Nah, pas kakek lagi di rumah, kakak lebih
sering belajar sama kakek. Aji mumpung, hehe. Kakekku baik dan pintar, lho. Tak
cuma bisa ngajarin kakak membaca huruf dan angka latin, tapi juga mampu
ngajarin kakak membaca huruf dan angka hijaiyah. Kakak senang belajar sama
kakek, abis kakek sabar dan lucu sih. Tatkala kakak salah membaca, kakek dengan
sabar mengoreksi. Dan, ketika kakak membacanya benar, kakek tak segan-segan
mengangkat jempolnya untuk kakak, lalu ia tersenyum. Senyum kakek itu yang bikin
kakak suka melihatnya, karena tampak gigi kakek yang mulai ompong, qiqiqi. (˛•̃ •̃)
Wah, tak terasa ya, surat
balasan dari kakak sudah sebanyak ini. Oke deh, tanpa berpanjang-panjang lagi
biar nggak seperti kereta api, kakak mau menyudahi surat ini. Tapi sebelumnya
kakak mau berpesan pada Takita. Tetap semangat ya, belajarnya! Belajar tak
harus sama orangtua. Takita boleh kok belajar sama anggota keluarga lainnya,
seperti kakak (bila punya), kakek, nenek, paman, bibi. Kayak kakak dulu, yang
sering belajar sama kakak dan kakek. Karena bagi kakak, mereka semua sama-sama
sumber ilmu. Dan, rumah adalah tempat pertama sekaligus terdekat bagi kita dalam
menyerap ilmu.
Salam Ceria,
NB :Postingan ini diikutkan dalam Program KeluargakuPendidikanku oleh Takita dan BlogFam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar